Rabu, 18 Juli 2012

Dreams Are Invented

"Dreams are invented. We are not born with them."

Sebuah kalimat yang membuat gue untuk mengejanya berkali-kali. Ya mengeja, mengeja dan memahami apa maksud dari kalimat tersebut.

"Mimpi itu harus dibuat, ga akan datang gitu aja." kata @NinaAdjignon.

Yup! That's right! Mimpi itu harus diciptakan. Kita ga akan terlahir tanpa mereka. Kalimat itu gue dapatkan dari sebuah buku berjudul Dream Catcher by Alanda Kariza. Beliau merupakan seorang fresh author, karna dengan usianya yang masih muda itu membuat gue terkesan dengan semangatnya yang membara-bara seperti api biru. Beliau berumur 21 tahun dan itu sempat membuat gue minder, karna dengan umur yang masih muda itu ia sudah membuat banyak revolusi di dalam dirinya. Kembali gue berdiri menatapi sesosok wanita di dalam cermin, that's me! Apa yang sudah gue hasilkan dan gut dapatkan selama 20 tahun belakangan ini?

Pertanyaan tersebut seketika membuat mata gue berair dan otak pun mencoba mereview kejadian-kejadian yang sudah gue alami di tahun ini, di tahun sebelumnya, dua tahun sebelumnya, tiga tahun, ya gue mencoba mereview. Itu semua seolah film dokumenter yang tidak berujung, yang tidak tau arah tujuannya ke mana, kebingungan mencari arah yang dituju. Ya itu gue! Gue yang kelimpungan akan tujuan hidup.

Tujuan hidup yang amat sulit gue tentukan. Tujuan hidup sama dengan mimpi. Dulu gue merasa takut untuk bermimpi, karena gue takut untuk gagal. Gue capek untuk mengulang, gue ga siap untuk dapat beban yang membuat bahu gue sakit, gue ga siap dengan itu. Desperate! Mungkin kata yang cocok untuk gue saat ini. Untungnya saat ini gue dikelilingi oleh orang-orang yang bermimpi, orang-orang yang berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya yaitu keluarga besar Kahfi Bagus Brain Communication. Terima kasih guru-guru dan teman-teman yang telah mengajarkan dan memberikan dukungan ke gue untuk ga takut bermimpi, untuk ga taku gagal lagi, untuk selalu semangat tanpa putus asa, untuk selalu bangkit mencapai mimpi yang diinginkan.

Akhir-akhir ini sempat gue abaikan mimpi tersebut. Namun, ketika gue membaca kalimat tersebut akhirnya gue tergugah untuk membuka Dream Mapping dan menghayatinya apa yang harus gue wujudkan pada saat ini. Kemarin mimpi gue untuk mempunyai sebuah Smartphone failure, ya gue ditipu. Sejujurnya itu tidak terlalu membuat gue sedih. Karena sebelum gue bertransaksi, seolah-olah gue mendapatkan dejavu kalau duit gue bakal dibawa kabur sama orang itu tapi karna gue yang ngeyel jadi yasudah sekarang mau bagaimana lagi? Dan itu benar-benar menjadi pelajaran buat gue. Kegagalan yang gue alami ga membuat gue bete, gue sakit bahkan gue takut bermimpi. Ga! Sampai kapan pun gue ga takut untuk bermimpi walau itu diulang untuk kedua kalinya.

Kali ini dengan meneguhkan hati gue mulai merepair mimpi-mimpi gue di sebuah buku bernama Dream Mapping. Ternyata sudah banyak sekali mimpi gue yang terwujud. Mulai dari Sang Lapy kesayangan gue ini sampai membeli bantal leher keroppi yang gue pengen. Subhanallah sekali! Dengan sebuah kalimat "Di bulan juli nanti harus punya bantal leher" dan kini itu terwujud. Memang mimpi yang kecil, namun sekecil apa pun sepele apa pun mimpi kita catatlah! Tulislah! Karna itu merupakan bentuk doa dari kita dan kesempatan pasti akan terbuka ketika kita mempercayai bahwa doa tersebut akan terkabul.

Kalimat tersebut seolah-olah membuat kekuatan gue menjadi full bahkan overloaded kali ya saking semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Buat kalian yang masih belum tau apa mimpi kalian, coba deh kalian ciptakan dahulu mimpi kalian tersebut. Karna mimpi tersebut akan muncul ketika kita sudah menciptakannya. Tanpa sadar kita pun sudah pernah mempraktekkannya dari kecil. 

Terima kasih Alanda Kariza untuk inspirasi buku yang sangat dahsyat :)

Dreams are invented.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar