Minggu, 29 Juli 2012

Simfoni Cinta

Seorang Putri duduk termenung memandang langit

Langit tersenyum melalui jingganya

Putri memetik mawar merahnya

Duri yang menancap seolah berkata Pangeran akan datang

Burung seakan ikut bersedih melihat Putri

Putri memegangi tangannya yang terluka namun hatinya lebih terluka

Langit pun menangis dengan sesakan petir

Mawar merah kini menjadi hitam

Sang tikus melongokkan kepala menangis melihat Putri

Pangeran di mana engkau?

Ringkikan kuda menggema

Langit bersorak menghentikan tangisnya

Burung bersiul menyanyikan lagu gembira

Mawar merah merekah segar merona

Sang tikus menari dengan lincahnya

Putri pun tersenyum berlari menuju Pangeran

Sang Pangeran turun dan menyanyikan Simfoni Cinta untuk Sang Putri




* Puisi ngasaaaaaaal, haha

Kamis, 19 Juli 2012

Is This Love?

Ketika kamu merasakan cinta, maka semuanya terasa indah. Cinta mampu menghapuskan kesedihan, cinta mampu menyembuhkan luka, cinta cinta dan cinta. Mungkin sebagian orang yang sedang jatuh cinta akan menyetujui kalimat-kalimat tadi. Namun bagi orang yang sudah merasakan sakintnya cinta, ia akan mencibir, mengumpat kalimat-kalimat tersebut. Kali ini yang aku rasakan bisa dibilang cinta, bisa juga bukan cinta. Aku merasa sudah berhasil terlepas dari kata cinta dan aku bahagia, aku menikmati kesendirianku saat ini. Namun hari ini, pada jam 3 sore aku mulai merasakan apa itu cinta.

Aku menolehkan kepala ke arah kanan, di situ aku melihat seorang lelaki yang aku kenal duduk menunggu dipanggil oleh suster. Merasa belum yakin aku menoleh sekali lagi, lelaki tersebut pun ikut terkejut. Seketika itu juga jantung berdegup karena melihatnya. Aku mencoba untuk tidak menengoknya kembali, lalu aku mengambil tempat duduk di sebrangnya dan mulai membaca buku yang aku bawa. Rasanya mata ini ingin sekali menengok ke depan, melihatnya namun ego hati melarangnya. Ego hatiku mengingatkan akan sakitnya hatiku pada masa itu, di mana aku mempercayainya bahwa ia adalah takdirku, hidupku, nafasku. Namun yang ia berikan hanya luka, luka yang begitu sakit sekali.

Tahun 2010

"Ta, tadi gue berpapasan dengan Andra bawa motor Vixion ke daerah Green Lake. Memang Andra udah punya motor ya?" Tanya Devi sahabatku.

Aku hanya diam, mungkinkah Andra menemui perempuan itu. Aku tidak ingin tau tentang ini, mana headphone mana? Biarkan telingaku tidak mendengar kabar selanjutnya. Batin hatiku bergejolak.

"Ta, memangnya kamu sudah putus dengan Andra?" Tanya Rizka sahabatku juga.

Aku menghembuskan nafas, menenangkan hatiku untuk kuat mendengar semua ini.

"Kami memang sudah putus. Mungkin Andra ke Green Lake karena ingin bertemu Andin itu."

Sahabatku Devi dan Rizka memelukku seketika, aku menahan air mataku sekuat tenaga namun ia tetap saja jatuh dan aku tidak kuat menahan ini semua. Aku menangis dipelukan Devi dan Rizka.


"Kamu tadi ke Green Lake kan bertemu dengan Andin?" Tanyaku pada Andra di saat makan siang.

"Kapan? Ga ko aku seharian ini sama Adit dkk." Jawab Andra.

"Bohong! Devi dan Rizka melihatmu naik motor Vixion. Sejak kapan kamu punya motor? Itu punya Adit kan? Kamu pinjam ke dia demi bertemu Andin. Sedangkan ke aku mana pernah seperti itu? Aku yang sebagai pacar kamu yang malah menjemput kamu. Kamu keterlaluan Andra." Ucapku penuh dengan emosi.

Andra diam tidak menanggapi ucapanku.

"Lysta, kita putus saja."

Aku benar-benar tidak percaya dengan perkataannya barusan. Kita sudah merangkai mapping masa depan kita. Janji-janji yang dia ucapkan, yang dia ingin wujudkan bersamaku. Aku diam tidak menanggapinya. Aku menunggu penjelasannya.

"Aku sayang Andin."

Kini sudah jelas, ia sudah tidak menyayangiku lagi karna wanita itu. Ia benar-benar sukses membuat hatiku sakit, membuatku harus menelan cinta yang kata dia cinta yang abadi sendirian.

"Oke, kita putus kalau begitu."

Aku pun pergi meninggalkannya sendiri di cafe Kemang. Peduli amat dia pulang dengan apa. Dari situ aku benar-benar menyesal telah jatuh cinta pada seorang lelaki yang tidak bisa  diandalkan. Bayangkan saja, dari segi karier aku jauh lebih maju dibanding dia. Aku bekerja di perusahaan multinasional Trakindo sebagai bagian keuangan. Tahun depan aku akan dipromosikan sebagai Manajer. Sedangkan Andra? Ia hanya bekerja di Bank sebagai bagian Programmer yang benar-benar tidak diperhitungkan sama sekali.

Oh, kali ini aku akan menggunakan logika dalam mencintai seseorang. Aku pun bersumpah, suatu saat nanti akan aku tunjukkan bahwa aku tidak bersedih karena dia. Karena itu aku menghabiskan waktuku hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Mengejar kesuksesan demi memperlihatkan kepada Andra, bahwa Andra harus lah menyesal telah memutuskanku.




Kini 2012, 2 tahun semenjak kejadian itu aku bertemunya di rumah sakit. Jantungku masih berdebar-debar ketika melihatnya. Sahabatku Faisal berkata, itu tandanya aku masih menyimpan rasa sayangku. Namun aku mengabaikannya.

Andra mendekatiku duduk di sampingku. Aku tidak mengalihkan pandanganku, aku tetap berkonsentrasi dengan buku bacaanku.

"Kamu sakit apa?" Tanya Andra.

"Ga ko cuma flu." Jawabku sepenuhnya sambil meneruskan membaca.

"Callysta Syahdanian." Teriak suster memanggil namaku.

Aku berdiri, berjalan meninggalkannya tanpa berkata apa pun. Aku berjalan ke arah parkir di situ aku melihat Andra.

"Kamu mau pulang? Udah makan?"

"Aku mau kembali ke kantor."

"Lysta..." Andra pun berdiri dihadapanku menghentikan langkahku.

"Aku minta maaf atas kesalahanku dulu."

Aku melihat matanya berair tanda bahwa dia memang benar-benar menyesal. Aku menjelajahi matanya mencari kebohongan di dalamnya. Ternyata dia memang benar-benar jujur dan menyesali semuanya. Aku tak mengatakan apa pun, aku berjalan menabrak bahunya.

Di mobil aku merenungi pertemuanku dengan Andra. Tiba-tiba bayangan Chris mampir di kepalaku. Lalu dengan usil aku membandingkan Andra dan Chris. Christopher Anggara Syadiran, aku bertemunya pada saat Launching baju Andira Larasati Syadiran yang tak lain kakaknya Chris. Aku ikut serta karena sahabatku Devi adalah teman akrab Dira. Saat itu lah aku dikenalkan oleh Chris. Aku melihat Chris merupakan lelaki yang bertanggung jawab atas apa yang ia katakan, yang ia lakukan. Chris bekerja sebagai direktur keuangan di Syadiran Group yaitu perusahaan keluarganya.

Aku menyadari bahwa keluarga Chris sangat memegangteguh tata krama. Ini semua dicerminkan dari sikap masing-masing anggota keluarganya. Chris yang begitu perhatian mencoba mendekatiku, sesekali ia mengirimkan sms ucapan selamat pagi, selamat malam. Kemarin Chris menyatakan perasaannya kepadaku. Ia tidak ingin berpacaran, ia sudah menjatuhkan pilihannya kepadaku. Ia memintaku menjadi istrinya. Aku tidak menjawabnya, entahlah apa jalan pikiranku saat ini. Aku masih belum mau berkenalan kembali dengan cinta.



Seminggu kemudian ...

Aku dan Andra kini sudah mulai berkomunikasi. Seminggu ini kami sudah layaknya seperti pasangan kekasih. Namun Andra masih seperti dulu, masih belum berubah. Ia belum mempunyai goal dalam hidupnya. Devi marah melihatku jalan dengan Andra. Ia benar-benar kecewa.

"Mata lo kelilipan apa sih ta? Udah bagus-bagus Chris di depan mata. Chris itu suami idaman para wanita tau. Sedangkan Andra? Ampun deh ta, gue bener-bener kecewa sama lo ta." Ujar Devi suatu sore.

Kata-kata Devi benar-benar menggangguku. Chris memang tidak menghubungiku. Dia sepertinya paham bahwa aku hanya menganggapnya teman, tidak ada perasaan apa pun di sana.

Sore ini aku menjemput Andra. Ya lagi-lagi aku yang sebagai lelaki. Dalam perjalanan aku tidak berkata apa pun. Tiba-tiba handphoneku berdering, Dira meneleponku.

"Ta, ada di mana? Di rumah lagi ada syukuran Eyang nih ke sini dong, Devi juga mau ke sini. Nanti gue suruh Chris yang jemput lo ya oke."

"Tapi Ra gue ...." tut tut tut. Pembicaraan di putus begitu saja.

Aku bingung benar-benar bingung. Memang aku sudah di rumah, tadi Andra sempat mengajakku makan malam namun aku tolak, aku ingin istirahat. Tiba-tiba bel rumah pun berbunyi, aku terloncat saking kagetnya. Jantungku berdebar seketika, aku membuka pintu di depanku sudah ada Chris. Aku terpaku, Chris hanya tersenyum.

"Hei, Dira maksa gue nih buat jemput lo padahal gue ...."

Belum selesai Chris berbicara, aku sudah memeluknya.

"Chris, tawaranmu waktu itu masih berlaku?" Tanyaku masih memeluknya.

Chris pun melepaskan pelukannya dan ia menatapku lekat-lekat.

"Tentu saja Callysta Syahdanian." Ucap Chris sambil menarik hidungku bercanda.

Aku pun tertawa dan memeluknya. Kini aku sudah tidak takut lagi berkenalan dengan cinta. Selama itu lelaki yang baik, lelaki yang bisa dipercaya maka aku akan menikmati cinta itu. Dan Andra, ia masih belum berubah masih seperti dulu. Chris lah yang aku butuhkan. Dan aku tidak akan takut lagi untuk jatuh cinta.

Rabu, 18 Juli 2012

Dreams Are Invented

"Dreams are invented. We are not born with them."

Sebuah kalimat yang membuat gue untuk mengejanya berkali-kali. Ya mengeja, mengeja dan memahami apa maksud dari kalimat tersebut.

"Mimpi itu harus dibuat, ga akan datang gitu aja." kata @NinaAdjignon.

Yup! That's right! Mimpi itu harus diciptakan. Kita ga akan terlahir tanpa mereka. Kalimat itu gue dapatkan dari sebuah buku berjudul Dream Catcher by Alanda Kariza. Beliau merupakan seorang fresh author, karna dengan usianya yang masih muda itu membuat gue terkesan dengan semangatnya yang membara-bara seperti api biru. Beliau berumur 21 tahun dan itu sempat membuat gue minder, karna dengan umur yang masih muda itu ia sudah membuat banyak revolusi di dalam dirinya. Kembali gue berdiri menatapi sesosok wanita di dalam cermin, that's me! Apa yang sudah gue hasilkan dan gut dapatkan selama 20 tahun belakangan ini?

Pertanyaan tersebut seketika membuat mata gue berair dan otak pun mencoba mereview kejadian-kejadian yang sudah gue alami di tahun ini, di tahun sebelumnya, dua tahun sebelumnya, tiga tahun, ya gue mencoba mereview. Itu semua seolah film dokumenter yang tidak berujung, yang tidak tau arah tujuannya ke mana, kebingungan mencari arah yang dituju. Ya itu gue! Gue yang kelimpungan akan tujuan hidup.

Tujuan hidup yang amat sulit gue tentukan. Tujuan hidup sama dengan mimpi. Dulu gue merasa takut untuk bermimpi, karena gue takut untuk gagal. Gue capek untuk mengulang, gue ga siap untuk dapat beban yang membuat bahu gue sakit, gue ga siap dengan itu. Desperate! Mungkin kata yang cocok untuk gue saat ini. Untungnya saat ini gue dikelilingi oleh orang-orang yang bermimpi, orang-orang yang berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya yaitu keluarga besar Kahfi Bagus Brain Communication. Terima kasih guru-guru dan teman-teman yang telah mengajarkan dan memberikan dukungan ke gue untuk ga takut bermimpi, untuk ga taku gagal lagi, untuk selalu semangat tanpa putus asa, untuk selalu bangkit mencapai mimpi yang diinginkan.

Akhir-akhir ini sempat gue abaikan mimpi tersebut. Namun, ketika gue membaca kalimat tersebut akhirnya gue tergugah untuk membuka Dream Mapping dan menghayatinya apa yang harus gue wujudkan pada saat ini. Kemarin mimpi gue untuk mempunyai sebuah Smartphone failure, ya gue ditipu. Sejujurnya itu tidak terlalu membuat gue sedih. Karena sebelum gue bertransaksi, seolah-olah gue mendapatkan dejavu kalau duit gue bakal dibawa kabur sama orang itu tapi karna gue yang ngeyel jadi yasudah sekarang mau bagaimana lagi? Dan itu benar-benar menjadi pelajaran buat gue. Kegagalan yang gue alami ga membuat gue bete, gue sakit bahkan gue takut bermimpi. Ga! Sampai kapan pun gue ga takut untuk bermimpi walau itu diulang untuk kedua kalinya.

Kali ini dengan meneguhkan hati gue mulai merepair mimpi-mimpi gue di sebuah buku bernama Dream Mapping. Ternyata sudah banyak sekali mimpi gue yang terwujud. Mulai dari Sang Lapy kesayangan gue ini sampai membeli bantal leher keroppi yang gue pengen. Subhanallah sekali! Dengan sebuah kalimat "Di bulan juli nanti harus punya bantal leher" dan kini itu terwujud. Memang mimpi yang kecil, namun sekecil apa pun sepele apa pun mimpi kita catatlah! Tulislah! Karna itu merupakan bentuk doa dari kita dan kesempatan pasti akan terbuka ketika kita mempercayai bahwa doa tersebut akan terkabul.

Kalimat tersebut seolah-olah membuat kekuatan gue menjadi full bahkan overloaded kali ya saking semangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Buat kalian yang masih belum tau apa mimpi kalian, coba deh kalian ciptakan dahulu mimpi kalian tersebut. Karna mimpi tersebut akan muncul ketika kita sudah menciptakannya. Tanpa sadar kita pun sudah pernah mempraktekkannya dari kecil. 

Terima kasih Alanda Kariza untuk inspirasi buku yang sangat dahsyat :)

Dreams are invented.

Selasa, 17 Juli 2012

Dua Hal

Liburan memang waktunya bermalas-malasan dan itu semua menghancurkan segala planning yang sudah disusun sebelum liburan. Padahal ini salah siapa coba? Haha, ya situ sendiri yang salah. Myself lebih tepatnya. Kali ini gue mau bercerita tentang 2 hal yang baru gue alami. Mungkin keduanya ini merupakan hal terbodoh yang udah gue lakukan. Dan orang yang baca ini pasti bakal bilang, "Ya elo ada-ada aja sih." "Itu sih salah lo sendiri." bahkan tertawa terbahak-bahak. Kalau gue pribadi sih bakal ngerasa miris ya sangat miris, sampai air mata nih ga bisa keluar buat mencurahkan semuanya.

Oke, pertama yang bakal gue kasih tau yaitu duit gue diambil orang atau kata lainnya gue ditipu, huaaaaa. Dan itu duit lumayan banyak buat gue yaitu 2.100.000 huhuu menyedihkan sekali. Itu uang gue kumpulin niatnya mau kredit motor tapi onengnya malah gue pake buat beli bb dari facebook lagi, huaaaa menyedihkan sangat menyedihkan! Dan miris sangat miris! Disini gue bakal kasih tau orang yang nipu gue itu karna dia ga nepatin janji ke gue buat balikin duit gue. Nama fbnya yaitu Riz-one Cell. Saudara-saudara pokoknya jangan ada lagi korban seperti gue ini dan gue juga mau kasih tau no hape dia ini 082346655888 dia pembohong besar lah pokoknya.

Kali ini gue dapet pelajaran untuk jadi orang memang harus sabar. Memang saat itu gue pengen banget ganti hape, gue mau banget beli bb haha biasa penasaran tapi taunya duit gue malah dimakan orang haalaaaaah nasib nasib. Mau bilang apa kalau begini? Itu memang salah gue. Sudah sudah sudah cukup deh, sekarang yang ada belajar ikhlas artinya ini peringatan dari Allah kalau gue emang harus sabar, ga gegabah.
Oke berlanjut yang kedua yaitu gue lagi kesemsem sama Pretty Boy Song Joong Ki hahaaa.


Berharap banget gue pengen ketemu dia. Ya Allah kali ini dream mappingnya boleh kan ketemu si abang Joong Ki? Please, Ya Allah :) heheee. Pertama mapping hape harus gue penuhi walau dari nol harus gue kumpulin duit. Kedua moga dapet rejeki apapun itu yang bisa menajdi jembatan gue buat ketemu si abang Pretty Boy itu Amiiiiiin.

I LOVE YOU ABANG JOONG KI :*

Selasa, 03 Juli 2012

I Love My Family

"Mom, Neng pulang di kosan bete."

Message Delivery

Itu lah bunyi sms gue sore ini ke nomer nyokap. Seperti biasa, setiap pulang gue harus ngelapor dan di terminal nanti ade atau bokap gue bakal jemput. Ya mereka memang kebanggaan gue, memang harta gue yang paling berharga. Mereka yang mau susah-susah payah cuma buat gue terutama Bokap Nyokap.

Ga ada alesan gue harus sukses, harus cepet-cepet ngasih sesuatu. Karna bokap pun udah minta sesuatu itu.

"Nanti skripsi mah jangan susah-susah, yang standar aja biar cepet lulus cepet cari kerja cepet kasih sesuatu juga buat orang tua."

Terkadang kalau inget omongan Bokap begitu, pipi dan mata gue langsung panas dan gue teringat perjuangan mereka. Huhu, sedih banget banget banget!!

Dan itu semua menjadi motivasi mereka, ya mereka adalah alasan utama gue untuk tahan banting dalam keadaan apa pun. Gue bertekad harus bisa sukses! Bukan bisa lagi tapi memang harus sukses!

Untuk itu apa pun alesannya kalau ada suatu acara yang berbentrokan dengan acara dengan keluarga gue, ga akan rela gue ngegantiin waktu itu dengan waktu lain. Keluarga is number one! Selalu dan akan selamanya begitu.

Terkadang gue bingung dengan temen-temen yang ga pada deket dengan Nyokapnya sendiri, malah ada yang ga mau pulang karna bakal ketemu keluarga itu malesin. Haaah, kasian banget. Padahal keluarga lah yang bakal nerima kita apa adanya tanpa minta macem-macem lagi mereka pasti bakal menerima dan bakal welcome banget.

Seperti novel yang baru kelar gue baca "Entrok"
Di situ dijelaskan bahwa Sang Ibu rela kerja siang malam tanpa mengekuh cuma demi Sang Anak. Tapi sayangnya setelah anak itu menikah dia ga pulang-pulang jenguk Sang Ibu. Si anak membenci Ibunya karna ibunya masih percaya dengan leluhur-leluhur gitu. Masih nyiapin sesajen, panggangan, dan lain-lain deh karna menurut Sang Ibu hal itu bisa mempermudah segala urusannya sekaligus tanda terima kasih ke leluhur tersebut.

Si Anak merasa ibunya sudah dosa, syirik dan pergi ninggalin Sang Ibu setelah ia menikah dengan lelaki yang masih beristri. Si Ibu merasa kecewa sekali, padahal Si Ibu sudah mewanti-wanti anaknya untuk sekolah tinggi biar martabatnya terangkat malah menikah dengan lelaki yang masih beristri.

Singkat cerita, Ibu itu mengetahui anaknya di penjara karena melawan pemerintah. Pada saat itu masih tahun 90an, masih marak-maraknya PKI. Dan ibunya benar-benar rela berkorban ngejual sawah, pohon jati dan lain-lain demi nebus anaknya itu dari penjara. Sedangkan Si Anak sendiri cuma bisa minta maaf ke Ibunya.

Dari situ geu bener-bener berpikir keras, ga akan pernah gue bakal ninggalin keluarga gue sendiri. Biarpun mereka tersesat gue pasti bakal coba menuntun mereka ke jalan yang benar. Karna gue sangat mencintai mereka, benar-benar sangat-sangat mencintai!!

So buat kalian-kalian yang masaih ngerasa canggung sama keluarga sendiri hapusin deh rasa canggung itu. Ingat lho keluarga tempat berbagi kapan pun, dimana pun dan selalu didengar yang pasti. Kata I Love You itu bukan cuma buat pacar doang, tapi buat keluarga juga. Kalau buat pacar mah gampang deh, yang penting I Love You dulu ke keluarga.