Selasa, 16 April 2013

Akankah Bahasa Jawa Punah?


Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak kekayaan yang melimpah, entah itu kekayaan alam maupun kekayaan budaya. Bahasa merupakan salah satu kekayaan budaya bagi Indonesia. Berbagai macam suku di Indonesia mempunyai bahasanya masing-masing. Salah satu bahasa yang digunakan masayarakat Indonesia adalah bahasa Jawa. Namun akhir-akhir bahasa Jawa dikhawatirkan akan punah. Hal ini sudah diberitakan dalam metrotvnews.com (14/4).

Dalam berita tersebut dinyatakan bahwa bahasa Jawa jika tidak dikembangkan maka akan punah pada tiga generasi ke depan.  Sangat disayangkan sekali jika bahasa Jawa yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia akan punah. Karena masyarakat Indonesia sendiri paling banyak berada di kepulauan Jawa.

Kebanyakan masyarakat kita memang kurang peka akan menjaga dan melestarikan budaya. Ketika budaya kita sudah diakui oleh negara sebelah, kita baru akan mulai merongrong itu budaya kita. Tapi nyata kita sendiri belum mampu menjaganya apalagi mengembangkannya. Bahasa Jawa mempunyai ketertarikan tersendiri, entah itu dari pengucapan katanya sampai penulisan hurufnya. Bahkan banyak sekali turis-turis datang ke Indonesia hanya karena ingin belajar bahasa Jawa. Salah satu buktinya adalah jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia dipenuhi oleh rata-rata mahasiswa Asing.

Yogyakarta sebagai kota pengguna bahasa Jawa memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mengembangkan bahasa Jawa. Yogyakarta menjadi tempat wisata yang banyak diincar wisatawan, entah itu wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri. Namun sayangnya di Yogyakarta itu sendiri komunikasi antara orang tua dengan anak kini sudah banyak menggunakan bahasa Indonesia.
Jika saja kebiasaan berbicara itu bisa dipertahankan dan dilestarikan maka itu akan menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Tidak hanya Yogyakarta saja namun kota-kota lain yang menggunakan bahasa Jawa. Kita boleh saja menikuti arus globalisasi saat ini, namun ada kalanya kita tidak boleh terbawa terlalu jauh sehingga melupakan dari mana asal kita.

Kita bisa mengembangkan bahasa Jawa dengan hal-hal yang sederhana. Misalkan kita mengadakan belajar bersama bagaimana cara membaca dan menulis huruf Jawa. Huruf Jawa sangat unik sekali dimata para wisatawan luar. Menurut mereka huruf Jawa mempunyai keunikan tersendiri, artinya hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membaca dan menulis bahasa Jawa. Karena tingkat pemahamannya pun sulit. Bagi di  daerah Jawa kita menyelipkan sedikit-sedikit bahasa Jawa kepada para turis yang sedang berwisata. Secara sederhananya seperti itu.

Menurut Sukamta dalam artikel metrotvnews.com sudah sedikit generasi yang benar-benar mampu berbahasa Jawa. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Dulu keraton merupakan tempat pengembangan sastra Jawa namun setelah masa-masa Republik masuk peran keraton pun berangsur-angsur hilang. Hal ini perlu adanya pengembangan kembali di setiap keraton-keraton di daerah Jawa. Hidupkan kembali keraton dengan mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan kesastraan Jawa.

Masyarakat setempat pun harus ikut andil dan sadar akan pentingnya pengembangan dan pelestarian bahasa Jawa ini. Tidak hanya sebagai pajangan bahwa bahasa Jawa merupakan budaya kita, namun pajangan yang berarti yang harus dijaga dan dikembangkan hingga cucu kita mendatang.

“yen dudu awake dhewe sing jaga sapa meneh? yen dudu awake dhewe sing nglestarekne sapa meneh?”

Selasa, 02 April 2013

Way Kambas



Bagi orang yang sudah mengunjungi Lampung pasti mereka tau Taman Nasional Way Kambas. Way Kambas menjadi salah satu tempat wisata yang diminati banyak wisatawan. Banyak wisatawan dari luar Lampung jauh-jauh menyebrang Selat Sunda untuk pergi ke Taman Nasional tersebut.

Taman Nasional Way Kambas itu sendiri merupakan taman perlindungan gajah, tempat penangkaran gajah atau biasa disebut sekolah gajah. Way Kambas merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1985. Di sini kita bisa melihat bagaimana para pawang melatih dan menjinakkan gajah. Tidak hanya itu Way Kambas juga menjadi tempat perkembangbiakan dan konservasi gajah, selain itu kita juga bisa menaiki gajah tersebut.

Lokasi Way Kambas berada di kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur. Kalau sudah mendengar kata Timur pasti yang terpikirkan oleh kita tempatnya jauh. Memang Way Kambas ini lumayan jauh tempatnya, membutuhkan waktu 2 jam yaitu 112 km kalau kita berangkat dari Bandar Lampung.

Ternyata di Way Kambas ini tidak hanya tempat penangkaran gajah saja, di sini juga tempat penangkaran Badak Sumatera.

Ayo untuk kalian yang ingin menengok saudara, eh melihat gajah dan badak secara langsung datang ke Way Kambas. Kita bisa beriteraksi langsung dengan gajah dan badak di Way Kambas.